Senin, 24 Oktober 2011

PENALARAN

Dalam kehidupan sehari-hari, kata penalaran sudah lumrah dikalangan pelajar-pelajar di Indonesia. Secara tidak langsung kita menggunakan penalaran untuk menarik kesimpulan dari suatu kejadian yang kita alami sehari-hari.
Adapun pengertian dari penalaran itu sendiri. Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah . Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :
1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Contoh penalaran induktif ini misalnya:
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
................................................................................
Kesimpulan: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Macam-macam penalaran Induktif, yaitu : Hubungan Kausal, Sebab-Akibat, Analogi, dan Klasifikasi.

a. Contoh Hubungan Kausal :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

b. Contoh Sebab-Akibat :
Misalnya, Belajar adalah ‘suatu’ SEBAB untuk menjadi pandai. Minum adalah SEBAB bagi hilangnya rasa haus. Makan adalah SEBAB bagi hilangnya rasa lapar.

c. Contoh Analogi :
Proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Misal, Anak kecil itu menemukan dompet di jalanan sehingga ia berinisiatif melaporkannya ke pak polisi.

2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh1:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Contoh2 :
Misalnya kita amati pernyataan-pernyataan berikut ini.
I. Semua manusia akan mati
II. Peserta latihan penelitian ini adalah manusia.
III. Peserta penelitian ini akan mati.

Pernyataan I kita kenal sebagai premis mayor, pernyataan II adalah premis minor dan pernyataan III adalah kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik akan bernilai benar jika kedua pernyataan di atasnya benar, demikian pula sebaliknya.
Banyak sekali kegiatan manusia yang menggunakan penalaran deduktif, sebagai contoh misalnya dokter dalam mendiagnosis penyakit pasiennya, detektif yang menyelidiki masalah kriminal, atau egiatan lainnya, tapi yang harus dicamkan adalah bahwa penggunaan yang banyak bukan jaminan bahwa penelaran deduktif ini dapat dipergunakan tanpa kelemahan-kelemahan. Antara lain misalnya jika salah satu atau kedua premisnya salah maka kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis-premis itu akan salah. Kelemahan lainnya adalah bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan logika deduktif tak mungkin lebih luas dari premis-premisnya, sehingga sulit diharapkan kemajuan ilmupenegetahuan jika hanya mengandalkan logika ini. Selain itu manakala argumen deduktif akan diuji kebenarannya, maka yang mungkin teruji hanya bentuk atau pola penalarannya tapi bukan materi dari premis-premisnya, jadi salah benar premisnya tak dapat diuji.


Sumber :
http://didin-uninus.blogspot.com/2009_10_01_archive.html
http://wind486.wordpress.com/2010/04/02/32/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://amatirs.blogspot.com/2010/04/penalaran-induktif-pengertian.html
http://wikiberita.net/news/165909-contoh-penalaran-deduktif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar