Kamis, 27 Oktober 2011

Krisis Yunani Dan Dampaknya Terhadap Keuangan Yunani

Sebelum saya berbicara tentang krisis keuangan yang melanda Yunani, saya ingin menjelaskan sedikit sejarah tentang Yunani itu sendiri. Yunani adalah sebuah negara tempat lahirnya budaya Dunia Barat yang berada di Eropa bagian selatan dan merupakan sebuah negara yang terletak di Eropa tenggara di ujung selatan Semenanjung Balkan, Timur Mediterania. Ini adalah sebelah utara berbatasan dengan Bulgaria dan Bekas Republik Yugoslavia Makedonia (FYROM), di barat laut ke timur laut dan Albania ke Turki. Dikelilingi oleh Laut Aegean timur, barat dengan Laut Ionia dan selatan dari Laut Mediterania. Ini memiliki sejarah panjang dan kaya selama yang membawa pengaruh budaya besar pada tiga benua. Yunani adalah negara maju dengan indeks pembangunan pendapatan per kapita yang tinggi dan sangat tinggi.

Dari segi ekonomi, Yunani memiliki sebuah ekonomi kapitalis campuran dengan sektor publik menyumbang sekitar setengah dari PDB. Pariwisata memiliki peranan penting, menyediakan porsi besar dari GDP dan pendapatan dari pertukaran mata uang asing. Yunani juga merupakan pemimpin dunia dalam perkapalan (pertama dalam kepemilikan kapan dan ketiga dalam registrasi bendera). Ekspor dari barang produksi, termasuk telekomunikasi, perangkat lunak dan keras, bahan makanan, dan bahan bakar menjadi bagian besar dalam pemasukan Yunani. Negara ini memiliki standar hidup yang tinggi, berada di urutan ke-24 dalam indeks 2005 dan ke-22 dalam Indeks Kualitas Hidup Dunia 2005 versi The Economist. Ekonominya terus meningkat dalam tahun-tahun belakangan ini, sejalan dengan pemerintah yang mengetatkan kebijakan fiskal dalam rangka kemasukan Yunani ke dalam Zona Euro pada 1 Januari 2001. Pendapatan per kapita rata-rata pada 2004 diperkirakan AS$22.000. Yunani juga melakukan impor tenaga kerja (kebanyakan dari Eropa Timur, Timur Tengah, Pakistan, dan Afrika). Orang-orang dari daerah tersebut sekarang ini sekitar 10% dari populasi total.

Belakangan berbagai media di seluruh dunia disibukkan dengan peristiwa di Yunani, orang-orang mengetahui bahwa keadaan ekonomi Yunani benar-benar lumpuh, hal ini bisa dilihat dari berbagai aksi demo dan mogok masal yang dilakukan oleh ratusan ribu pekerja dan pegawai pemerintah yang telah mengakibatkan berbagai sektor di Yunani lumpuh total, puncaknya aksi demo dan mogok masal telah menelan 3 korban jiwa yang tebunuh akibat ledakan dan kebakaran yang terjadi di Bank Marfin Athena. Aksi yang dilakukan oleh masyarakat Yunani ini adalah sebagai bentuk perlawanan terhadap keputusan pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan sinering terhadap gaji pegawai negeri, menaikkan beberapa jenis pajak, menunda dana pensiun, dan memangkas anggaran militer sebagai upaya meningkatkan cadangan devisa negaranya. Kejadian itu diperparah oleh kasus-kasus lainnya antara lain upaya pemberantasan korupsi yang tidak maksimal dengan banyaknya korupsi dimana-mana sebagai contoh warga harus memberikan amplop-amplop kecil berisi uang saat mengajukan permohonan di kantor imigrasi adalah sebagai bentuk kecil korupsi di negara ini. Pasien-pasien operasi di Yunani baru dapat tenang masuk ke dalam ruangan operasi jika telah memberikan amplop kepada dokter. Masyarakat Yunani tak memperoleh izin, sekalipun lulus ujian, jika tidak memberikan amplop berisikan uang sebesar beberapa euro. Memberikan amplop berisikan uang sebesar beberapa ratus euro. Memberikan amplop berisikan uang kepada para pejabat pemerintah di Yunani akan menjamin proses otorisasi, sertifikasi atau izin mendirikan bangunan, yang jumlah uang amplop dapat mencapai puluhan ribu euro. Korupsi terbesar terjadi di kantor perpajakan Yunani yang mengkorup 30% dari seluruh penerimaan pajak, artinya 30 % bocor ke tangan koruptor. Semua orang mengetahui bahwa korupsi adalah masalah tetapi karena korupsi terjadi di mana-mana sehingga sulit untuk menetukan dari mana harus memulai untuk memeranginya. Dan hal inilah yang menjadi dasar kuat mengapa mengapa krisis berdampak parah di Yunani dibanding negara-negara yang tergabung di EU lainnya. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi Yunani, Yunani ternyata juga mengalami defisit dalam perdagangannya, hal ini terlihat dari jumlah barang impor yang lebih besar dari ekspornya, impor Yunani mencapai $60 miliar sedangkan ekspornya hanya $1,9 miliar, hal ini tentu akan mengurangi cadangan devisa Yunani, selain itu, hutang Yunani yang menumpuk dan tidak bisa diperpanjang lagi merupakan salah satu penyebab krisis parah yang melanda Yunani sejak akhir tahun 2009, beberapa sumber menyebutkan bahwa hutang Yunani telah mencapai 300 milyar euro, hal ini diperparah sejak pelaksanaan olimpiade 2004, Yunani yang penuh legenda cukup menghentak mata dunia ketika tahun 2004 menjadi penyelenggara olimpiade, semua mata terpana akan kecanggihan acara pembukaan maupun penutupan olimpiade begitu pula dengan kecanggihan arena-arena perlombaan. Ternyata kecanggihan itu mahal harganya. Kecanggihan olimpiade 6 tahun lalu, menjadi salah satu penyebab dari sekian banyak penyebab "kebangkrutan" Yunani.

Dari artikel diatas, ternyata banyak sekali penyebab terjadinya kriris Yunani dan ini benar-benar tugas pemerintah Yunani untuk memulihkannya kembali agar kepercayaan warga Yunani kembali dan agar citra Yunani kembali menjadi baik dikalangan negera-negara di dunia.

Sumber :
http://diplomatmudahiuinsyarifhidayatullah.blogspot.com/2010/11/krisis-keuangan-yunani-penyebab-dan.html (pukul 21.16)
http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani (pukul 22.13)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar